Yesus adalah sosok yang menjadi pusat dalam kekristenan. Ia
bukan hanya manusia biasa tetapi dia juga adalah Tuhan yang diutus oleh Allah
untuk membebaskan manusia dari jerat dosa. Kehidupannya menunjukkan dia adalah
pribadi yang istimewa. Dia anak zaman tetapi melampaui zaman sehingga ada orang
yang menyebutnya tidak waras bahkan kematiannya sangat hina, disalib.
Berbagai usaha untuk dapat mengenal Yesus hal ini terbukti
dengan banyaknya tafsiran dan sudut pandang teologis mengenai dia. Tidak jarang
Yesus yang dikenal dari setiap zaman justru berbeda-beda. Di zaman Konstantinus
ketika pax romana berganti menjadi pax cristiana, Yesus adalah sahabat kaisar, Yesus dikenal sebagai raja, penguasa,
hakim, filsuf, penguasa semesta alam. Kelahiran Yesus di kandang yang hina
diubah menjadi istana. Adapula melalui kisah Yesus menjadi legitimasi bagi aksi
genosida ras Yahudi. Dalam masa
penjajahan ketika Eropa melakukan ekspansi ke daratan-daratan Asia dan Afrika,
Yesus menjadi pribadi supra-alami yang kemanusiaanNya tidak mempunyai daya
tarik etis. Tetapi Yesus juga dapat dilihat sebagai sahabat orang-orang miskin,
lemah dan tertindas. Yesus adalah pembebas dari dosa individu yang serakah dan
struktur yang menindas. Yesus tidak jarang juga dibentrokkan dengan para
penguasa, orang kaya dan para pecinta status
quo.
Ada ajaran yang menitikberatkan pada kelahiran dan
kematiannya namun juga ada yang pada kehidupan dan segala perbuatannya. ada
yang membentuk Yesus untuk merancang kristologi demi pemuasan akal budi adapula
mengenal Yesus dengan cara terjun langsung dalam kondisi sosial demi merubah
kenyataan.
Sebagai sosok yang ada dalam sejarah, Yesus memang tidak
bisa ditafsirkan apa adanya. Kisah Yesus sendiri dalam setiap Injil adalah
bentukan dari para penulis Injil. Fakta-fakta yang ada pada masa lalu tentunya
dipilih demi kepentingan para penulis. Fakta-fakta tersebut dievaluasi oleh
para penulis Injil untuk kemudian dipilih manakah yang layak untuk dicatat. Oleh
karena itu Markus yang merupakan Injil yang tertua dibandingkan Injil lain,
yang juga menurut para ahli menjadi salah satu sumber tulisan Injil Matius dan
Lukas tidak semuanya diambil utuh. Ada perbedaan-perbedaan
dari setiap Injil untuk merekayasa sosok Yesus.
Fakta-fakta yang diberikan oleh penulis Injil mengenai yesus
juga nantinya akan terbias oleh pembaca. Fakta-fakta tersebut ibarat seperti
ikan yang berenang di samudra luas dan kadang kala tidak bisa dicapai. Para pembaca,
teolog dan para penafsir menangkap fakta tersebut bukan secara kebetulan namun
tergantung samudra sebelah mana yang dijadikan tempat dan alat apa yang dipilih
untuk memancing dan tentu saja kedua unsur ini menentukan nantinya jenis ikan
apa yang ditangkap.
0 komentar:
Posting Komentar